Balita di Margahayu 4 Tahun Bertahan Hidup Tanpa Anus

BEKASI TIMUR – Salah seorang balita berusia 4 tahun di Kampung Poncol RT 05 RW 24, Margahayu, Bekasi Timur, Ramadan Dirfansah, harus bertahan hidup tanpa anus sejak lahir. Keadaan ekonomi keluarga yang tidak mencukupi membuat pengobatannya berlangsung panjang.

“Anak ini lahir memang nggak punya lubang anus. Jadi waktu itu setelah tiga hari lahir di tahun 2012, Ramadan harus menjalani operasi anus buatan di bagian perut sebelah kiri samping pusar untuk mengeluarkan kotorannya,” ucap ayahanda Ramadan, Rohadirta (38) kepada infobekasi.co.id saat ditemui di rumahnya Rabu sore (08/03).

Selain lahir tanpa memiliki anus, Rohardita juga mengatakan bahwa Ramadan tak memiliki perkembangan layaknya balita pada umumnya. Ia baru mampu berjalan diusianya yang ke-4, dan tidak memiliki penglihatan serta pendengaran yang baik.

“Pendengarannya kurang, mata juling. Sudah sempat operasi bedah anus di tahun 2013 tapi belum besar (lubangnya). Belum bisa berfungsi karena harus bertahap dan dibesarkan pakai alat yang kami harus beli. Alatnya ada sembilan tahap. Namun karena kami telat beli alatnya, jadi lubangnya menciut lagi. Alatnya mahal, Rp 350 ribu,” katanya.

Rohardita mengungkap, gajinya sebagai Satpol PP yang hanya Rp 2.200.000 dirasa sangat kurang untuk mencukupi kebutuhan keluarganya.

“Gaji saya tiap bulan hanya sisa Rp 50 ribu. Karena sudah dipotong biaya rumah sakit, obat, kassa, dan lainnya. Kebanyakan untuk Ramadan. Apalagi Ramadan nggak bisa mengonsumsi nasi, buah, dan sayur, selalu dimuntahkan lagi. Jadi hanya mengonsumsi wafer, roti, dan susu. Keluarnya pun hanya cairan yang diresap kassa. Ganti kassa bisa lima kali sehari,” ucap dia.

Ia mengatakan, untuk memenuhi kebutuhan keluarga ia menyambi kerja sampingan sebagai pencuci mobil pejabat Pemerintah Kota Bekasi.

“Walaupun dikit, yang penting ikhtiar untuk keluarga. Apalagi kebutuhan untuk Ramadan banyak,” katanya.

Istri Rohardita, Saidah (36), mengatakan, sejauh ini anak bungsunya telah berobat ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta setelah dirujuk oleh RSUD Kota Bekasi, namun harus menggunakan biaya pribadi karena tak bisa menggunakan BPJS.

“Kemarin katanya di Hermina Bekasi bisa pakai BPJS, namun cuma buat penginapan. Sementara biusnya seharga Rp 2 juta per satu kali bius nggak bisa di cover BPJS” ucap dia.

Saidah juga mengaku telah mengetahui program Kartu Sehat milik Pemkot Bekasi, namun keluarganya belum mendapatkan kesempatan untuk memiliki Kartu Sehat itu.

“Saya sudah tau ada Kartu Sehat. Tapi sudah tanya ke RT dan RW katanya belum ada. Makanya saya nggak dapat,” tuturnya. (Sel)

Posting Balita di Margahayu 4 Tahun Bertahan Hidup Tanpa Anus ditampilkan lebih awal di Info Bekasi.

Sumber

loading...

Lintas Daerah. update: 10:04:00 AM

0 Response to "Balita di Margahayu 4 Tahun Bertahan Hidup Tanpa Anus"

Post a Comment