Saat ditemui usai seminar di SMA Negeri 1 Kota Bekasi dengan tema “Stop Kekerasan terhadap Anak”, ia mengaku pernah memprediksi, bahwa diakhir 2016 dan menuju 2017, kekerasan seksual terhadap anak akan meningkat.
“Beberapa minggu terakhir kita dikejutkan dengan pemberitaan di media sosial tentang penculikan anak yang bagian organ tubuhnya dijual. Sebagian orang menyebutkan bahwa berita itu bohong atau hoax, Komnas Perlindungan Anak menegaskan bahwa peristiwa itu bisa terjadi di Indonesia, seperti yang terjadi sekitar lima tahun yang lalu di India, Banglades dan Nepal, untuk dijual ke Jepang,” kata Arist, Kamis (30/03).
“Saat ini modus operandi pelaku sebagai orang gila, tukang jajanan, dan berpura-pura sebagai pengemis, pada saat itu kemiskinan terjadi dan bisa terjadi di Indonesia,” tambahnya.
Lanjut dia, para orang tua perlu waspada, juga pihak Kepolisian dan terutama Pemerintahan. Jangan bilang bahwa ini tidak terjadi, bohong atau hoax, tetapi tidak ada solusinya.
“Kalau ini terjadi, pemerintah harus bertanggung jawab dan pemeritah pusat dinyatakan gagal, karena tak memiliki solusi,” ucap dia.
Arist menuturkan, Komnas PA berharap hal ini tidak terjadi. Untuk itu bagi masyarakat jangan main hakim sendiri terhadap pelaku-pelaku penculikan, karena harus ditangani oleh otoritas-otoritas tertentu, seperti kepolisian dan pemerintah setempat.
“Kalau penculikan terjadi secara sporadis dan itu sudah terjadi Indonesia,” imbuhnya.
Untuk itu, yang perlu dilakukan adalah mengawasi anak-anak kita dari lingkungan rumah hingga sekolah.
”Kita mengimbau kepada setiap sekolah untuk dibuatkan kartu untuk orang atau parinting card, untuk menjemput dan mengantar si anak,” ucap dia. (Tio)
Posting Tersebar Berita Penculikan dan Penjualan Organ Ginjal Anak, Komnas PA: Bisa Saja Terjadi ditampilkan lebih awal di Info Bekasi.
Sumber
0 Response to "Tersebar Berita Penculikan dan Penjualan Organ Ginjal Anak, Komnas PA: Bisa Saja Terjadi"
Post a Comment