MAKASSAR, SULAWESINEWS.COM – Secara nasional, Sulawesi Selatan (Sulsel) termasuk provinsi dengan usia pernikahan dini tertinggi kedua setelah provinsi Jawa Barat dan Aceh.
Tercatat angka titik rawan pernikahan di kalangan perempuan usia 10-14 tahun mencapai 4 juta orang dan Sulsel sekitar 200 ribu orang.
Hal itu ditegaskan oleh Ketua Koalisi Indonesia Untuk Kependudukan dan Pembangunan Provinsi Sulsel, Prof Dr. H. Tahir Kasnawi, SU didampingi Sekretaris, Djalaluddin Abdullah, S.Sos, M,Si, saat digelar Diskusi Pra Round Table Penyamaan Persepsi Pembangunan Bewawasan Kependudukan, Kamis (16/11/2017) di Hotel Tree Jl. Pandang Makassar, Kota Makassar.
Turut hadir dalam diskusi itu diataranya, Prof Dr.dr. Nurpudji Astuti Taslim, MPH, Dr. H.Anwar M Diah, SE, MM, Dr. Nurhayati Azis, SE, M.Si, Dr. Paulus Uppun, SE, M.Si, Dr.Muhammad Yahya, M.Si.
Diskusi tersebut merupakan pertemuan Pra Pembentukan Tim Pakar Advokasi Pembangunan Berwawasan Kependudukan Provinsi Sulsel.
Dijelaskan, pernikahan dini perempuan diusia 10-14 tahun, aman rentan’ dengan resiko terkait belum siap dan belum matang dalam melahirkan dan mendidik anak-anaknya.
Resiko lanjut terkait dengan pengembangan dan kelanjutan generasi muda ke depan.
“Jika kondisi demikian terus dibiarkan akan menghadirkan lost generation,” tegas Ketua Dewan Senat Universitas Hasanuddin ini.
Selain itu kata dia, komitmen pembangunan bidang kependudukan dan pengembangan sumber daya manusia selama ini kurang serius ditangani, karena lebih dominan pada pembangunan fisik, tandas Tahir.
“Menghindari lost generation maka dibutuhkan semua pihak termasuk eksekutif dan legislatif yang memiliki komitmen kependudukan yang kuat,” tegasnya.
Mantan Kakanwil BKKN Sulsel, Dr. Anwar M Diah, SE, MM pada kesempatan itu menegaskan, semakin mendesak untuk membuat profil kependudukan, semacam peta jalan masalah kependudukan.
“Jika sudah ada peta jalan kependudukan akan lebih mempermudah melakukan intervensi kepada pengambil kebijakan di daerah,” kata Anwar M Diah.
Guna lebih peduli dan berkomitmen pada pembangunan pengembangan sumber daya manusia dan kependudukan, tandas Wakil Ketua I Yayasan Indonesia Timur mengelola Universitas Indonesia Timur.
Penulis: Yahya
. Sumber
0 Response to "Sulsel Tertinggi Kedua di Indonesia Pernikahan Usia Dini"
Post a Comment