MANADO, SULAWESINEWS.COM – Petani pisang abaka di Desa Essang, Kecamatan Esang, Kabupaten Kepulauan Talaud Sulawesi Utara, butuh perhatian pemerintah pusat, dalam hal ini Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi).
Nombly Unsong (43) salah seorang petani abaka yang juga warga setempat mengaku, sudah bosan meminta bantuan pemerintah daerah untuk membantu membuka pasar penjualan pisang abaka para petani.
“Sudah puluhan tahun abaka kami tidak ada pasar, padahal abaka adalah sumber kehidupan kami. Mohon pada Bapak Presiden Jokowi memperhatikan nasib kami. Kami bosan dengan janji manis para bawahan bapak,” ujar Nombly saat dihubungi Sulawesinews.com, Sabtu, (13/5/2017).
Meski demikian, kata dia, bukannya pemerintah setempat, dalam hal ini Bupati Kabupaten Kepulauan Talaud Sri Wahyuni Manalip, tidak mempedulikan.
“Kinerja bupati kami saat ini dibanding sebelumnya, jauh lebih baik. Infrastruktur sudah tertata dengan baik, akses jalan menuju sekitaran area pertanian sudah lumayan,” jelasnya.
Yang terkendala adalah kurangnya pemasaran abaka. Selama ini hanya satu pembeli lokal yang cukup membantu, yakni Amrin Siregar. Tapi sudah dua tahun belakangan ini, Amrin belum pulang dari kampungnya di daerah Sumatera.
“Inti sarinya saat ini tidak ada pembeli tepat. Jadi untuk apa lahan ribuan hektare, produksi melimpah tapi pembelinya tidak ada?,” kesal Nombly.
Pemerintah, lanjut Nombly, seharusnya senang di Indonesia ada lahan produksi dan kualitas abaka terbaik dunia. Tapi ini justru sebaliknya. Diabaikan. Entah, mereka tahu tapi pura-pura tidak melihat.
“Pertanyaan, kapan Indonesia memasukkan abaka sebagai komoditi ekspor andalan? Ini kan komoditasnya sudah ada, jadi tunggu apalagi,” terang Nombly.
Sekadar diketahui, serat pohon pisang abaka merupakan bahan baku kertas uang dolar, yang kerap mengisi dompet artis-artis Hollywood termasuk presiden Amerika.
Selain itu, serat abaka juga merupakan bahan baku kertas sequrity papers memiograph, tissu, dan kantong teh celup. Bahkan, abaka kerap digunakan sebagai tali jangkar ukuran raksasa kapal-kapal pelni. Juga sebagai bahan baku tekstil, geotekstil, bahkan karpet-karpet terbaik dunia, semua dari serat abaka.
[ MARDI ]
. Sumber
0 Response to "Petani ‘Uang Dolar’ di Ujung Utara Indonesia Butuh Perhatian Jokowi"
Post a Comment