“Gak ada izin bangunan lagi. Stop sudah. Kalau tambah semakin parah,” ujarnya dihadapan awak media.
Menurutnya, kawasan kampung Rawa Bambu yang merupakan kawasan berdampak banjir merupakan kawasan yang semestinya menjadi tampungan air karena letaknya dibawah sungai, bukan justru menjadi kawasan pendirian bangunan perumahan.
“Kalau ditambah bangunan lagi, yang ada mengatasinya sulit karena kawasan perumahan atau bangunan perumahan disini rata-rata di bawah permukaan sungai. Kawasan rawa yang menjadi tempat air itu harusnya didalamkan. Dulu kan ada 5 hektar, sekarang tinggal 3 hektar. Maka, bagaimana bisa 3 hektar tersebut daya tampungnya bisa seperti dulu yang 5 hektar?” Paparnya.
Lanjut Aher begitu Ahmad Heryawan disapa, tampungan air yang dulu luasnya 5 hektar sanggup menampung air. Oleh karena ketersediaan lahan yang berkurang harus secepatnya diganti.
“Yang dua hektar bisa diganti dengan cara digali lagi yang lahan tiga hektar ini, didalamkan. Bagus kalau kedalaman sampai 5 meter. Sehingga ketika ada hujan seperti sekarang sungai Kali Alam nanti dialirkan ke situ sebagai kolam retensi atau tampungan, dengan cara itu mudah-mudahan bisa menyelesaikan,” kata dia.
Aher juga menyatakan bahwa pihaknya juga siap untuk membantu Pemkot Bekasi memikirkan bagaimana pembiayaan untuk pembangunan kolam retensi tersebut.
“Pemkot sudah menyediakan lahannya tinggal kita pikirkan bareng-bareng biaya untuk menggalinya supaya jadi kolam retensi. Bagaimanapun kawasan ini harus jadi tempat penampungan resapan air. Jadi tidak boleh ada bangunan baru lagi. Yang ada justru harus didalamkan, jadi kolam tampungan air. Mudah-mudahan dengan dibuat kolam tampungan, ketika ini meluap tinggal dialirkan ke sana.. Kalau nggak banjir kan bisa tanam ikan banyak-banyak,”pungkas dia. (sel)
Posting Banjir Kali Baru, Gubernur : Stop Izin Bangunan! ditampilkan lebih awal di Info Bekasi.
Sumber
0 Response to "Banjir Kali Baru, Gubernur : Stop Izin Bangunan!"
Post a Comment