SINJAI, SULAWESINEWS.COM – Usianya sudah kepala tujuh, namun nenek ini harus mengarungi kerasnya kehidupan seorang diri.
Hale (70) nenek miskin yang menghabiskan masa tuanya seorang diri gubuk reyot yang tak layak huni terletak di Lingkungan Pangasa, Kelurahan Samataring, Kecamatan Sinjai Timur Kabupaten Sinjai, Sulawesi Selatan.
Wanita renta itu tinggal seorang diri di gubuk berukuran 4×5 meter yang terbuat dari papan dengan seng bekas.
Jika musim hujan tiba, gubuk dengan kondisi sebagian atapnya dan dindingnya telah lama rusak dan terbuka, membuat nenek Hale terpaksa tidur seadanya.
Walau kini kondisinya sudah sakit-sakitan, ia tetap berusaha keras untuk mendapatkan biaya hidup sehari-hari dari beternak ayam.
Dan lebih ironisnya lagi, dirinya pun sudah tidak mendapatkan jatah beras miskin (raskin) dari pemerintah setempat.
”Dulu saya dapat jatah raskin namun sekarang sudah tidak lagi. Sehari-hari saya memelihara ayam untuk biaya makan,” ujar Hale kepada wartawan, Kamis (15/03/2018).
Hale menuturkan jika dulunya sewaktu masih dia sehat, kalau musim panen padi tiba, dirinya sering bantu warga memotong padi secara manual dan diupah satu ember gabah perhari.
”Sekarang saya tidak sanggup lagi kerja lain karena kondisi sudah tua. Paling bantu orang jemur rumpu laut, satu hari tidak tentu tergantung cuaca,” katanya.
Baharuddin (50) ketua RT 001/RW 001 Lingkungan Pangasa, mengaku prihatin dengan kondisi Nenek Hale.
“Bahkan saya sering menyampaikan kepada isteri untuk membantu Nenek Hale,” kata Baharuddin.
Penulis : Thamrin
Editor : Anha
. Sumber

0 Response to "Hidup Sebatang Kara, Nenek di Sinjai Tinggal di Gubuk Reyot"
Post a Comment